RHD. Komunitas Lingkungan Hidup Makassar dari Sobat Bumi, Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (Kophi), Hilo Green Community, Eart Hour (EH) Makassar, dan Makassar Berkebun melaksanakan Piknik Hijau dalam Rangka Hari Bumi di Rumah Hijau Denassa (RHD). Kegiatan ini bertujuan mengenal kekayaan hayati dan kultur masyarakat Bugis- Makassar yang berdampak baik pada keberlanjutan lingkungan hidup.
Kegiatan yang berlangsung Ahad, 24 April 2016 diikuti 70 lebih peserta berlangsung pagi hingga petang di halaman depan, kawasan konservasi, dan pelataran RHD. Peserta mengikuti penjelasan nama dan fungsi puluhan jenis tanaman bersama pendiri RHD, Darmawan Denassa. Kawasan konservasi dan tempat belajar bersama ini telah menyelamatkan 480 lebih tanaman lokal, endemik, dan langka. “Kita harus lebih giat mendorong pemahaman kolektif bahawa kekayaan hayati kita penting diselamatkan dan dipromosikan agar bisa memberi dampak positif untuk warga tanpa harus menebang atau mengelola bukan dengan komitmen keberlanjutan” pesan Darmawan Denassa pada seluruh peserta.
Setelah para peserta mengikuti foto bersama di Pelataran Mappasomba, mereka kemudian menanam pohon Bitti (Vitex cofassus) di area konservasi utara RHD, Kayu bitti merupakan salah satu tumbuhan endemik Sulawesi yang dimanfaatkan sebagai bahan baku utama produksi perahu pinisi. Agenda kegiatan ini disusun bersama komunitas lingkungan Makassar dan Sulsel dengan RHD.
Setelah menanam peserta ikut proses membuat biopori di ladang biori. “Senang bisa berkunjung ke Rumah Hijau Denassa, saya kira Denassa itu orang yang sudah tua, ternyata masih muda orangnya” ungkap Yuyu salah seorang peserta piknik dari Halmahera, Maluku.
Kegiatan ini diakhiri dengan berbagi informasi kegiatan dan rencana program masing-masing komunitas di halaman depan RHD. “Kami rutin mengunjungi beberapa tempat untuk belajar dalam program Piknik seperti ini” ungkap Fahmi ketua EH Makassar.
Agenda RHD selanjutnya akan melaksanakan kemah budaya pada 25-26 Mei 2016, mempertemukan penulis antara lain Maman Suherman dengan komunitas budaya serta literasi. (*)