Benih Tumbuhan dari Barugaya

Jalan menuju hutan lindung di Barugaya, Polut, Kabupaten Takalar, Sulsel (Foto: Rumah Hijau Denassa)
Jalan menuju hutan lindung di Barugaya, Polut, Kabupaten Takalar, Sulsel (Foto: Rumah Hijau Denassa)

RHD.  Ada berita duka di awal musim hujan tahun ini, ratusan benih tumbuhan dari puluhan spesies terendam air di Nursery. Sebagian besar tanaman tanah kering yang tidak tahan dengan genangan. Padahal koleksi itu telah dirawat antara dua bulan hinga 1,5 tahun. Untuk menggantinya Darmawan Denassa harus kembali keluar masuk hutan sejak sebulan terakhir, tidak peduli hujan atau jalan menuju lokasi dalam kondisi rusak.

Jalan menuju hutan lindung di Barugaya, Polut, Kabupaten Takalar, Sulsel (Foto: Rumah Hijau Denassa)
Jalan menuju hutan lindung di Barugaya, Polut, Kabupaten Takalar, Sulsel (Foto: Rumah Hijau Denassa)

Hamparan hutan berjarak puluhan km di timur Rumah Hijau Denassa (RHD) menjadi salah satu tujuan penyelamatan benih untuk ditanam kembali.  Di kecamatan Polombangkeng Utara (Polut) Denassa telah mengunjungi  dua kali Kale Ko’mara dan Barugaya satu pekan terakhir.

Di kaki gunung gugusan hutan Ko’mara berhasil diselamatkan Karamasa dan beberapa jenis yang belum terindentifikasi pada kunjungan pertama (29/1/2015). Terdapat pula tumbuhan yang telah ada di RHD namun tetap diambil benihnya sebagai tambahan koleksi pendukung. Tumbuhan itu antara lain Gayou, Raja, Sappang, Annong, Buti-buti, dll. Pada kunjungan kedua (2/2/2015) diselamatkan salah satu jenis kaleleng berdaun muda warna merah tua.

Darmawan Denassa membawa benih tanaman yang diselamatkan dari Barugaya, Takalar (29012015)
Darmawan Denassa membawa benih tanaman yang diselamatkan dari Barugaya, Takalar (29012015)

Di Barugaya masih terdapat kawasan hutan lindung yang dijaga Kementrian Kehutanan dan Lingkugan Hidup. Tantangan yang dihadapi masih klasik usaha perambahan oleh warga. Spot menyelamatan benih kali ini bukan di hutan lindung tapi di areal yang telah diklaim warga sebagai kebun. Di kebun yang luasnya puluhan ha itu warga sering mengambil batu gunung dan sebagian besar telah dibabat agar arealnya terbuka.

Dua kali kesempatan berkunjung Denassa selalu berinteraksi dengan warga agar bisa ikut menjaga hutan lindung yang ada di timur areal kebun mereka (*)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *