Di Rumah Hijau Denassa (RHD) katak pun tak mau ketinggalan untuk eksis berliterasi. Harmonisasi antara tumbuhan, hewan, manusia, dan buku disini sangat kental terasa. Katak Pohon Coklat (Polypedates leucomystax) menjadi bukti bagi saya. Ia dengan tenangnya duduk di atas buku berjudul The Artist Who Painted a Blue Horse, karya Eric Carle.
Sebelumnya ia hinggap di salah satu jenis Anggrek (Orchidaceae) yang melekat di pohon bayur dekat tempat diskusi. Kami sedang menikmati sarapan pagi ini, dengan kue bernama bayao panyyu, klopon jumbo berisi kelapa dan gula aren khas Makassar.
Hari ini terakhir saya bercengkrama dengan keluarga Denassa, untuk kunjungan pertama kali ini. Hari ini saya harus kembali ke kehangatan keluarga di rumah, di Cimahi, Jawa Barat. Tiket pulang sudah di genggama, pantang untuk dibatalkan.
Rumah Hijau Denassa (RHD) memberi kesan mendalam bagiku. Kesan akan arti persahabatan dan kekeluargaan. Disini dalam nuansa alam kita di persatukan. Kepada alam kita kembali dalam sebuah harmoni.
Sebelumnya, saya dan Herik Diana masih menikmati bermalam di tenda, untuk menuangkan tulisan berisi pengalaman selama disini. Kami berkemah di Pelataran Mappasomba ditemani Khudri dan Agus, keduanya relawan di RHD. Sebelum benar-benar pamit untuk menuju Bandara Sultan Hasanuddin, kami masih menikmati kebersamaan dengan sarapan bubur sayur di tengah pelataran di lingkaran tenda yang akan segera kami rapikan kembali.
Terima kasih kawan-kawan, terima kasih Darmawan Denassa untuk lima hari yang mengesankan. Saya tak akan lupa. Hatur nuhun. Sampai jumpa di lain waktu dan kesempatan. Kita berpisah untuk bersua kembali, Daeng■ Edi Juharna
Gowa Sulsel, 04 Juli 2018
Edi Juharna, Alumni Sastra Indonesia UPI Bandung, Penggiat Jaringan Literasi Perdesaan, menetap di Cimahi, Jabar, peserta Peningkatan Kapasitas (Residensi) Pengelola TBM dan Penggiat Literasi Bidang Sains Kemendikbud RI 2018 di Rumah Hijau Denassa.