Citizen Reporter
Darmawan Denassa
Direktur The Gowa Center melaporkan dari Jakarta
SAYA berkunjung ke Kandank Jurank Doank, sebuah wahana bermain dan belajar bagi masyarakat yang digagas Riski Mulyawan atau lebih dikenal dengan panggilan Dik Doank. Terletak di Kompleks Alvita, Sawah Baru Ciputat, Jakarta.
Tempat ini dilengkapi lapangan, ruang dialog, kampong doank, musalah, lapangan basket, busana rumah bata, distro, warung, meseum, perpustakaan, dan aula.
Saya diterima Fatmawati salah seorang manajemen di Kandank Jurank Doank, ia menerima dengan hangat ketika saya sampaikan saya dari Rumah Hijau Denassa di Kabupaten Gowa. Dalam perbincangan kami ia menyampaikan bahwa tempat ini mulai dibangun sejak tahun 1993 di Kemayoran, kemudian dipindahkan ke Ciputat pada tahun 1995.
Warga komunitas di Jurank Doank terbuka bagi semua pihak yang mau belajar. Mereka didampingi sukarelawan yang bekerja secara sosial tanpa digaji. Terdapat sekitar 70 orang sukarelawan. Saat saya berkunjung beberapa anak usia sekolah dari TK-SMP sedang belajar menggambar, bernyanyi, belajar bahasa Inggris, olah raga, dan bermain game yang dipandu sukarelawan.(*)
Salah seorang pengunjung Nur Hasanah siswa kelas VI yang saya ajak dialog mengatakan senang bermain di tempat ini karena nyaman. Nur juga masuk dalam komunitas yang ada di Jurank Doank untuk kelas menggambar dan bahasa Inggris.
Saya diterima Fatmawati salah seorang manajemen di Kandank Jurank Doank, ia menerima dengan hangat ketika saya sampaikan saya dari Rumah Hijau Denassa di Kabupaten Gowa. Dalam perbincangan kami ia menyampaikan bahwa tempat ini mulai dibangun sejak tahun 1993 di Kemayoran, kemudian dipindahkan ke Ciputat pada tahun 1995.
Kegiatan yang berlangsung di Kandank Jurank dibagi dalam dua kelompok yakni kelompok sosial dan non-sosial. Kelompok sosial di antaranya sekolah komunitas untuk kelas gambar, fotografi, komputer, gitar, perkusi, teater, vokal, dan kelas kreativitas.
Warga komunitas di Jurank Doank terbuka bagi semua pihak yang mau belajar. Mereka didampingi sukarelawan yang bekerja secara sosial tanpa digaji. Terdapat sekitar 70 orang sukarelawan. Saat saya berkunjung beberapa anak usia sekolah dari TK-SMP sedang belajar menggambar, bernyanyi, belajar bahasa Inggris, olah raga, dan bermain game yang dipandu sukarelawan.(*)
Sumber Tribun Timur
Senin, 25 Juli 2011 Halaman 11