RHD. Rumah Hijau Denassa (RHD) dikunjungi ‘Notulen Cakap’ Maman Suherman pada Sabtu, 6 Juni 2015. Lelaki yang arab dengan kepala plontosnya sejak reformasi ini akrab disapa Kang Maman. Sejak tiga tahun silam Kang Maman sudah mengenal RHD melalui perhelatan MIWF di Makassar tahun 2013 lalu.
Tahun ini Kang Maman kembali menjadi pembicara dalam kegiatan serupa, di sela-sela kegiatan yang dipusatkan di sekitar Benteng Jumpandang itu, Kang Maman menyempatkan diri berkunjung RHD. Jarak antara Benteng dengan RHD sekitar 27 km, dengan menyusuri pesisir barat bagian selatan Sulawesi. Kami melewati Tanjung Bunga, Barombong, Aeng, hingga Kalongkong, kemudian melintas Bajeng Barat untuk tiba di Bontonompo.
Berangkat dari Jalan Sultan Hasanuddin Makassar sekitar pukul 10.15 kami tiba sekitar pukul 11.00 di RHD. Tampak ibu-ibu Community Center Julukanaya dan beberapa peserta Kelas Komunitas sudah berkumpul.
Pakkio Toana
Ia dende, ia dende / nia tojengmi toanangku / toana salloa nitayang…
Bait pertama Pakkio Toana dilafazkan Putri dan Aci di depan pintu Balla Ratea atau Bimbi Room. Telah datang tamu kami, tamu yang telah lama kami tunggu, tamu yang lama dirindukan. Pakkio toana merupakan syair penyambutan sabagai doa keselamatan, tanda persaudaraan, dan harapan ikatan terus terjalin hingga tak terbatas waktu.
Doa dan semangat ini telah dilafazkan sejak 2012 lalu di RHD setiap datang tamu-tamu sebagai penyelamatan nilai luhur dalam kearifan orang Makassar.
Diskusi Tematik
Selain melunasi harap, kunjungan Kang Maman ke RHD juga dalam rangka berbagai bersama warga di Diskusi Tematik. Diskusi Tematik salah satu kegiatan rutin di RHD sejak 2009 silam.
Diskusi kali ini bersama Ibu-ibu penggiat CC Julukanaya. Kang Mamang mengisahkan banyak hal secara personal dan perkembangan bangsa. Ia juga banyak bertanya dan mendengar cerita dari peserta, salah satunya memperoleh informasi tentang Sinoman.
Tanam Pohon Katangka
Sebelum makan siang dilaksanakan, Kang Maman menanam sebatang pohon Katangka. Salah satu tumbuhan langka di Indonesia. Pohon ini sangat disenangi orang Makassar untuk beragam kebutuhan. Karena kesukaan itu mengakibatkan jumlahnya sudah sangat sedikit saat ini.
Diacara makan siang Ibu-ibu dan Kang Maman disuguhi makanan khas Makassar, donge-donge dengan raca’ mangga untuk tambahan nikmat aneka lauk dari laut. (* Darmawan Denassa