RHD. Dikunjungi dan diwawancarai wartawan profesional meanstream dari media cetak dan elektronik menjadi hal lazim. Pertanyaan latar belakang berdirinya Rumah Hijau Denassa (RHD), kisah kultural dan sosiologi tanaman pun merupakan tujuan utama jurnalis datang wawancara dan berkunjung ke RHD.
Namun tiga hari dalam pekan ini, tiga kelompok berbeda peserta didik asal SMP Negeri 1 Bontonompo bertandan mewawancarai tentang tanaman hias. “Mau mewawancarai Denassa” pinta Miftahul Chouriah, ketika ditanya tujuan berkunjung oleh Fadil Denassa.
Miftah, begitu gadis belia usia 12 tahun ini disapa, tak datang sendiri, ia datang bersama lima teman kelompoknya (Nisa, Fajri, Imam, Faiz, dan Fitri) dari kelas VIII A. Kelompok mereka wajib menemukan informasi tentang tanaman hias sebagai tugas dalam Mata Pelajaran (MP) Prakarya yang diasuh Syamsi Alam.
Seperti wartawan sungguhan, mereka menanyakan beberapa hal seperti media tanam, asal benih, kemudahan dan tantangan menanam dan merawat tanaman. Hanya saja mereka lebih spesifik pada satu jenis tanaman hias. Jika petang (24/11) satu kelompok bertanya tentang bunga Sri Rejeki (Aglaonema commutatum) dan kelompok lain (28/11) tentang Melati Air (Echinodorus palaefolius), hari ini (29/11) bertanya tentang sansevieria atau dikenal pula dengan nama lidah mertua (Sansevieria hyacinthoides).
Sementara yang lain sedang mengajukan pertanyaan, beberapa dari mereka dengan sigap mengabadikan proses melalui kamera telpon genggam. Setelah tigapuluh menit proses ini berlangsung mereka saling menatap lalu berseru, “Cukupmi informasinya Kak, kami mau melihat-lihat tanaman” kata Nisa. Mereka kemudian berdiri dan menuju areal konservasi.
Karena mendengar ada bunga bangkai (Amorphophallus titanum) di halaman belakang, mereka menuju area konservasi bunga ini, saling menatap takjub melihat bunga Tire yang sedang mekar. Ya, mereka pun dengan cekatan mengabadikan bunga-bunga itu. “Fotoka dulue!” pinta Fajri. Mereka kemudian foto satu persatu.(*).