Papilio Demolion

RHD. Papilio demolion baru lepas dari kepompongnya di Rumah Hijau Denassa (foto: Darmawan Denassa)
RHD. Papilio demolion baru lepas dari kepompongnya di Rumah Hijau Denassa (foto: Darmawan Denassa)

RHD. Kawasan Mamminasata (Makassar, Maros, Gowa/Sungguminasa, dan Takalar) merupakan kawasan yang pernah menjadi surga bagi ragam kupu-kupu. Berkurangnya tempat yang bisa menjaga habitat kupu-kupu hidup dan berkembang menjadi tantangan utama untuk menjaganya. Kini tersisa Maros yang dikenal dengan ragam kupu-kupunya dalam kawasan ini. Habitatnya ada di gugusan pegunungan karts yang membentang dari Maros hingga ke Kabupaten Pangkep di utara,  kawasan ini telah dilindungi melalui penetapan Taman Nasional (TN) Bantimurung-Bulusaraung. Oleh karena itu, telah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kawasan itu, baik untuk menyelamatkan aneka kupu-kupu yang spesiesnya banyak endemik, maupun melindungi semua flasma nutfah yang ada di sana.

Sebagai mahluk hidup dengan mobilitas yang cukup tinggi, kupu-kupu akan muda ditemukan dimana saja. Termasuk di Rumah Hijau Denassa (RHD), di kawasan konservasi ini dapat ditemui ragam kupu-kupu baik warna, bentuk, hingga ukuran. Kawasan ini juga menjadi tempat aneka kupu-kupu kawin, sehingga akan mudah ditemui aneka ulat yang akan berubah menjadi  kupu-kupu yang indah dan lucu.

Salah satunya adalah Papilio demolion, kupu-kupu ini berwarna hitam dengan bercak-bercak putih berjejer rapi pada sayapnya. Dengan lebar sayap sekitar 75–95 mm atau 4 – 5 cm. Kupu-kupu ini dikenal dengan nama lain Banded Swallowtail. 

RHD. Papilio demolion baru lepas dari kepompongnya di Rumah Hijau Denassa (foto: Darmawan Denassa)
RHD. Papilio demolion baru lepas dari kepompongnya di Rumah Hijau Denassa (foto: Darmawan Denassa)

Kupu-kupu ini telah teridentifikasi sejak 2007, saat pertama kali RHD dirintis. Setiap tahun selalu ditemui di kawasan ini. Bahkan beberapa kali ditemui baru selesai bermetamorfosis sehingga masih lemah dan belum bisa terbang dengan sempurna. (Darmawan Denassa)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *