Terdapat dua pohon besar di belakang rumah pada masa kecil saya di Borongtala, sebatang Pohon Asam (Tamrindus Indica) dan sebatang pohon Mangga (Magifera Indica) besar dengan buahnya yang kecil dengan isi berbintik yang dikenal dengan nama lokal Taipa Ka’lurung.Pohon Asam tumbuh hanya beberapa meter dari dapur, buahnya sering jatuh keatap. Pada saat berbuah para tetangga, sampai tetangga jauh, berkumpul menunggu buahnya jatuh. Bahkan sejak buahnya masih muda. Buah Asam muda bagi orang makassar digunakan sebagai penyedap masakan atau dihaluskan sebagai pa’pati’tili ikan bakar dan lain-lain.
Kisah paling seru ketika buahnya mulai ranum, masa-masa ini rindang pohon asam itu didatangi banyak orang. Kami menunggu angin bertiup mengoyangkan dahan-dahannya, dengan itu akan memudahkan buahnya jatuh. Ketika jatuh kami akan berebut untuk mendapatkannya.
Kisah paling seru ketika buahnya mulai ranum, masa-masa ini rindang pohon asam itu didatangi banyak orang. Kami menunggu angin bertiup mengoyangkan dahan-dahannya, dengan itu akan memudahkan buahnya jatuh. Ketika jatuh kami akan berebut untuk mendapatkannya.
Pengalaman tak terlupakan ini menjadi salah satu pendorong utama melakukan penyelamatan tanaman dan satwa. (Darmawan Denassa)